Ubisoft akhirnya mengumumkan kemunculan game
terbaru dari seri Far Cry: Far Cry Primal. Dalam game ini, bukan manusia yang
akan Anda lawan, tetapi hewan buas di zaman batu, seperti mammoth. Game ini
akan diluncurkan pada tanggal 23 Februari tahun depan untuk Xbox One dan
PlayStation 4. Versi untuk PC akan dilluncurkan pada bulan Maret 2016.
Saat ini, Far Cry Primal sedang dikembangkan
Ubisoft Montreal, studio andalan Ubisoft. Studio Montreal juga mendapat bantuan
dari tim yang ada di Toronto, Kiev dan Shanghai. Ubisoft menyebutkan, Far Cry
Primal tidak akan menjadi game tambahan mini seperti Blood Dragon. Primal
adalah sebuah game yang akan memberikan pengalaman bermain single player yang
seru.
Begitu Luas, Begitu
Nyata
Far Cry Primal menjadikan kamu
seorang anggota suku Wenja bernama Takkar. Kamu akan berusaha untuk bertahan
hidup dan mengumpulkan sesama anggota lainnya di dunia keras bernama Oros pada
era Mesolitikum, 10.000 SM. Selain suku Wenja, terdapat dua suku lain yang
ingin menguasai Oros, yaitu Udam dan Izila. Merekalah yang akan menjadi musuh
utama kamu dalam game ini.
Seperti plot Far Cry sebelumnya, ternyata kamu
adalah orang yang terpilih secara ajaib dan ditakdirkan untuk membawa suku
Wenja menuju kemakmuran dan kedamaian. Karena kekaguman dukun setempat akan
kemampuanmu menaklukkan burung hantu, kamu dinobatkan menjadi seorang Beast Master.
Dari awal, Far Cry Primal sudah disuguhkan
dengan Oros yang begitu luas dan indah berkat kecanggihan Dunia Engine. Melihat
grafis Far Cry Primal yang terasa nyata dan detail dan Visual
yang memanjakan mata ini bahkan mampu membuat saya termenung, memikirkan betapa
indahnya bumi kita sebelum dirusak oleh tangan-tangan manusia yang tidak
bertanggung jawab.
Apabila sebelumnya kamu pernah bermain Far Cry 4,
saya bisa katakan bahwa Oros sedikit lebih luas dari Kyrat. Bagi yang baru
dengan game Far Cry, anggaplah Oros seluas Skyrim
di game The Elder Scrolls atau Los Santos di Grand
Theft Auto V. Namun, luasnya Oros bagi saya adalah pedang bermata dua. Di
satu sisi, kamu akan puas bertualang dan berburu hewan-hewan purba, tapi di
sisi lain menjadi hal yang menjengkelkan.
Namun, Oros yang begitu luas membuat kerepotan untuk berpindah
dari satu tempat ke tempat lain, meskipun sudah mengeksploitasi Fast Travel.
Kamu memang bisa mengendarai harimau purba untuk bepergian dengan cepat
dalam game ini, namun kamu baru mempelajari keahlian itu di
tengah permainan. Alhasil, saya harus membuat Takkar terus berlari supaya cepat
sampai ke tempat tujuan.
Kamu dapat melihat totalitas tim Ubisoft Montreal dalam
mengembangkan Far Cry Primal ini dari bagaimana mereka
menciptakan bahasa fiktif untuk keseluruhan dialog. Mereka bahkan berkonsultasi
dengan ahli linguistik dalam membuat tiga dialek berbeda untuk masing-masing
suku.
Sambil menjelajahi Oros, kamu akan ditemani oleh alunan musik
perkusi yang mencekam sehingga membuat jantungmu terus berdebar. Jason Graves,
seorang komposer yang pernah terlibat dalam Dead Space, Tomb
Raider, The
Order: 1886, dan Until Dawn,
benar-benar orang yang tepat untuk menggarap audio dalam Far Cry Primal.
Gaya Bertarung
Primitif
Far Cry Primal masih memiliki
elemen dan gaya bermain yang sama dengan para pendahulunya. Di dunia Oros yang
luas, kamu akan menemukan berbagai jenis tumbuhan untuk meracik bom dan
obat, hewan buas yang secara tiba-tiba menyerang kamu tanpa sebab, serta dua
hingga tiga orang suku musuh yang berpatroli dengan gagah berani, padahal
mereka berada di area suku Wenja.
Kamu masih bisa menguasai markas musuh untuk memperluas wilayah
suku Wenja, mencari sumber daya untuk memperkuat persenjataanmu, dan
menyelesaikan misi guna mendapatkan experience untuk
meningkatkan kemampuan karakter. Namun, Far Cry Primal memiliki
sentuhan baru di dalamnya, yaitu menaklukkan hewan buas.
Berbeda dengan Far Cry 3 dan Far Cry 4 di
mana kamu hanya bisa memburu hewan buas untuk kulit dan dagingnya, Far
Cry Primal memungkinkan kamu menjinakkan anjing liar, serigala,
harimau, hingga beruang besar. Peliharaan ini nantinya akan menjadi partner
kamu bertualang, mengambil alih markas musuh, dan memburu hewan lain termasuk
mamut.
Kehadiran fitur penaklukan hewan jelas memberi angin segar
pada serial Far Cry. Pasalnya, kini kamu memiliki variasi yang
lebih luas untuk memulai pertarungan dengan suku Udam dan Izila. Kamu bisa
menyuruh hewanmu bertindak sebagai pengalih perhatian selagi kamu
mengendap-endap dari belakang dan melakukan Chained Takedown.
Karena Far Cry Primal mengambil latar waktu
pada tahun 10.000 SM, seluruh senjata yang dapat kamu gunakan untuk bertarung
adalah senjata jarak dekat primitif seperti gada dan tombak, serta busur panah
tradisional sebagai satu-satunya senjata jarak jauh. Artinya, kamu tidak lagi
bisa seenaknya mengambil alih markas musuh dengan membunuh setiap penjaganya
menggunakan senapan jarak panjang secara diam-diam dari atas bukit.
Tak Ada Gading
yang Tak Retak
Far Cry Primal adalah game yang
menyenangkan. Namun layaknya mamut raksasa yang jatuh ke lubang perangkap
berduri dan mati karena beratnya sendiri, gameini menawarkan
beberapa fitur ambisius yang menurut saya malah membunuh kenikmatan dalam
memainkannya.
Pertama, Oros memang begitu luas, indah, dan terlihat nyata.
Namun, begitu besarnya dunia Far Cry Primalhingga lama-lama Oros
malah terasa kosong dan monoton. Ketika kamu sudah menjelajahi seluruh pelosok
Oros, kamu tidak lagi merasakan kegembiraan dan rasa penasaran ketika
berjalan-jalan.
Sejauh mata memandang, pemandangan yang kamu lihat tampak
serupa dengan apa yang ada ratusan langkah sebelumnya. Objek alam
yang ada dalam Far Cry Primal tidak akan jauh dari pohon,
kumpulan kambing, pohon lagi, gerombolan rusa, dan pohon kembali.
Hasilnya, dunia Far Cry Primal akan terlihat monoton setelah
kamu menjelajahi seluruh isinya.
Kedua, Takkar sebagai karakter yang kamu mainkan memiliki begitu
banyak cabang keahlian. Meskipun maksudnya memberikan keleluasaan bagi pemain
untuk menentukan sendiri gaya bermain Takkar, namun untuk mengambil
keahlian penting seperti menarget musuh, menandai hewan, dan mengendarai
hewan buas yang kamu jinakkan, kamu harus melakukan grinding yang
monoton.
Ketiga, cerita yang datar dan misi yang itu-itu saja. Tidak
seperti Far Cry 3 dan Far Cry 4dengan ceritanya
yang cukup misterius, kamu sebaiknya jangan berharap banyak pada kisah
dalam Far Cry Primal. Demi menghindari spoiler, saya
hanya bisa bilang bahwa kisah yang ada dalam Far Cry Primal akan
mampu kamu tebak dengan mudah layaknya setiap episode Power Ranger.
Misi yang kamu jalankan, baik itu utama atau sampingan, akan
terasa begitu membosankan. Entah karena memang tema yang diangkat adalah dunia
prasejarah atau waktu pengerjaan game yang hanya memakan waktu
sekitar lima belas bulan sejak Ubisoft
mengadakan survei. Kamu tidak akan jauh-jauh dari membunuh, kembali membunuh,
sedikit menyelinap, dan membakar. Setiap misi yang kamu terima memiliki tujuan
yang mirip satu sama lain, namun hanya pengemasannya saja berbeda.
Kesimpulan
Far Cry Primal adalah sebuah game dengan
visualisasi yang menawan. Kemampuan Dunia Engine untuk menghasilkan grafis yang
begitu nyata memang sudah tidak perlu kamu pertanyakan lagi. Tim Ubisoft
Montreal mampu menerapkan suasana prasejarah dengan baik dalam iterasi
terbaru Far Cry ini.
Mekanisme bermain yang “primitif” benar-benar memberikan angin
segar bagi para pemain Far Cry senior dan tetap
menjadikan Far Cry Primal sebuah game yang
patut dicoba. Bagian terbaik dalam Far Cry Primal tentu saja
menjinakkan hewan buas dan menjadikannya partner berburu, meskipun saya masih
berharap Far Cry Primalmemperbolehkan saya menjinakkan mamut dan
badak.
Namun, Oros yang terlalu luas dan misi yang
kurang variatif, mungkin akan membuat kamu berharap segera
menamatkan game ini. Semua kegembiraan yang kamu rasakan di
awal permainan bisa saja pudar berganti dengan rasa bosan.
Misi sampingan sama sekali tidak terasa menantang dan itu-itu
saja. Meskipun akhirnya kamu memutuskan untuk melanjutkan progres cerita
dengan harapan mencari sesuatu yang baru, Far Cry Primal berpotensi
membuat kamu kecewa.
Apabila definisi kamu terhadap Far Cry adalah game yang
menonjolkan interaksi antara manusia dan alam, maka Far Cry Primal adalah
iterasi terbaik atas bagaimana seharusnya serial ini dibuat. Namun dengan harga
yang cukup mahal, saya tidak merekomendasikan game ini apabila
kamu mencari sesuatu yang mampu membuatmu tenggelam dalam permainan selama
puluhan jam. Kecuali, kamu memang mencari kesenangan sesaat.
PlayStation Store Link (PS4): Far Cry Primal, Rp689.000
1 comments:
Write commentsane baru tahu kalau ada farcry primal, taunya main farcry 4, kyknya seru juga tuh game yah
Reply