Our Feeds

Sunday, March 6, 2016

Unknown

Far Cry Primal (Review)


Far Cry : Primal Review!!



















Ubisoft akhirnya mengumumkan kemunculan game terbaru dari seri Far Cry: Far Cry Primal. Dalam game ini, bukan manusia yang akan Anda lawan, tetapi hewan buas di zaman batu, seperti mammoth. Game ini akan diluncurkan pada tanggal 23 Februari tahun depan untuk Xbox One dan PlayStation 4. Versi untuk PC akan dilluncurkan pada bulan Maret 2016.

Saat ini, Far Cry Primal sedang dikembangkan Ubisoft Montreal, studio andalan Ubisoft. Studio Montreal juga mendapat bantuan dari tim yang ada di Toronto, Kiev dan Shanghai. Ubisoft menyebutkan, Far Cry Primal tidak akan menjadi game tambahan mini seperti Blood Dragon. Primal adalah sebuah game yang akan memberikan pengalaman bermain single player yang seru.

Begitu Luas, Begitu Nyata

Far Cry Primal menjadikan kamu seorang anggota suku Wenja bernama Takkar. Kamu akan berusaha untuk bertahan hidup dan mengumpulkan sesama anggota lainnya di dunia keras bernama Oros pada era Mesolitikum, 10.000 SM. Selain suku Wenja, terdapat dua suku lain yang ingin menguasai Oros, yaitu Udam dan Izila. Merekalah yang akan menjadi musuh utama kamu dalam game ini.

Seperti plot Far Cry sebelumnya, ternyata kamu adalah orang yang terpilih secara ajaib dan ditakdirkan untuk membawa suku Wenja menuju kemakmuran dan kedamaian. Karena kekaguman dukun setempat akan kemampuanmu menaklukkan burung hantu, kamu dinobatkan menjadi seorang Beast Master.



 

Dari awal, Far Cry Primal sudah disuguhkan dengan Oros yang begitu luas dan indah berkat kecanggihan Dunia Engine. Melihat grafis Far Cry Primal yang terasa nyata dan detail dan Visual yang memanjakan mata ini bahkan mampu membuat saya termenung, memikirkan betapa indahnya bumi kita sebelum dirusak oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Apabila sebelumnya kamu pernah bermain Far Cry 4, saya bisa katakan bahwa Oros sedikit lebih luas dari Kyrat. Bagi yang baru dengan game Far Cry, anggaplah Oros seluas Skyrim di game The Elder Scrolls atau Los Santos di Grand Theft Auto V. Namun, luasnya Oros bagi saya adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, kamu akan puas bertualang dan berburu hewan-hewan purba, tapi di sisi lain menjadi hal yang menjengkelkan.




Namun, Oros yang begitu luas membuat kerepotan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, meskipun sudah mengeksploitasi Fast Travel. Kamu memang bisa mengendarai harimau purba untuk bepergian dengan cepat dalam game ini, namun kamu baru mempelajari keahlian itu di tengah permainan. Alhasil, saya harus membuat Takkar terus berlari supaya cepat sampai ke tempat tujuan.



Kamu dapat melihat totalitas tim Ubisoft Montreal dalam mengembangkan Far Cry Primal ini dari bagaimana mereka menciptakan bahasa fiktif untuk keseluruhan dialog. Mereka bahkan berkonsultasi dengan ahli linguistik dalam membuat tiga dialek berbeda untuk masing-masing suku.

Sambil menjelajahi Oros, kamu akan ditemani oleh alunan musik perkusi yang mencekam sehingga membuat jantungmu terus berdebar. Jason Graves, seorang komposer yang pernah terlibat dalam Dead SpaceTomb RaiderThe Order: 1886, dan Until Dawn, benar-benar orang yang tepat untuk menggarap audio dalam Far Cry Primal.



Gaya Bertarung Primitif

Far Cry Primal masih memiliki elemen dan gaya bermain yang sama dengan para pendahulunya. Di dunia Oros yang luas, kamu akan menemukan berbagai jenis tumbuhan untuk meracik bom dan obat, hewan buas yang secara tiba-tiba menyerang kamu tanpa sebab, serta dua hingga tiga orang suku musuh yang berpatroli dengan gagah berani, padahal mereka berada di area suku Wenja.

Kamu masih bisa menguasai markas musuh untuk memperluas wilayah suku Wenja, mencari sumber daya untuk memperkuat persenjataanmu, dan menyelesaikan misi guna mendapatkan experience untuk meningkatkan kemampuan karakter. Namun, Far Cry Primal memiliki sentuhan baru di dalamnya, yaitu menaklukkan hewan buas.



Berbeda dengan Far Cry 3 dan Far Cry 4 di mana kamu hanya bisa memburu hewan buas untuk kulit dan dagingnya, Far Cry Primal memungkinkan kamu menjinakkan anjing liar, serigala, harimau, hingga beruang besar. Peliharaan ini nantinya akan menjadi partner kamu bertualang, mengambil alih markas musuh, dan memburu hewan lain termasuk mamut.

Kehadiran fitur penaklukan hewan jelas memberi angin segar pada serial Far Cry. Pasalnya, kini kamu memiliki variasi yang lebih luas untuk memulai pertarungan dengan suku Udam dan Izila. Kamu bisa menyuruh hewanmu bertindak sebagai pengalih perhatian selagi kamu mengendap-endap dari belakang dan melakukan Chained Takedown.

Karena Far Cry Primal mengambil latar waktu pada tahun 10.000 SM, seluruh senjata yang dapat kamu gunakan untuk bertarung adalah senjata jarak dekat primitif seperti gada dan tombak, serta busur panah tradisional sebagai satu-satunya senjata jarak jauh. Artinya, kamu tidak lagi bisa seenaknya mengambil alih markas musuh dengan membunuh setiap penjaganya menggunakan senapan jarak panjang secara diam-diam dari atas bukit.








Tak Ada Gading yang Tak Retak

Far Cry Primal adalah game yang menyenangkan. Namun layaknya mamut raksasa yang jatuh ke lubang perangkap berduri dan mati karena beratnya sendiri, gameini menawarkan beberapa fitur ambisius yang menurut saya malah membunuh kenikmatan dalam memainkannya.

Pertama, Oros memang begitu luas, indah, dan terlihat nyata. Namun, begitu besarnya dunia Far Cry Primalhingga lama-lama Oros malah terasa kosong dan monoton. Ketika kamu sudah menjelajahi seluruh pelosok Oros, kamu tidak lagi merasakan kegembiraan dan rasa penasaran ketika berjalan-jalan.

Sejauh mata memandang, pemandangan yang kamu lihat tampak serupa dengan apa yang ada ratusan langkah sebelumnya. Objek alam yang ada dalam Far Cry Primal tidak akan jauh dari pohon, kumpulan kambing, pohon lagi, gerombolan rusa, dan pohon kembali. Hasilnya, dunia Far Cry Primal akan terlihat monoton setelah kamu menjelajahi seluruh isinya.

Kedua, Takkar sebagai karakter yang kamu mainkan memiliki begitu banyak cabang keahlian. Meskipun maksudnya memberikan keleluasaan bagi pemain untuk menentukan sendiri gaya bermain Takkar, namun untuk mengambil keahlian penting seperti menarget musuh, menandai hewan, dan mengendarai hewan buas yang kamu jinakkan, kamu harus melakukan grinding yang monoton.

Ketiga, cerita yang datar dan misi yang itu-itu saja. Tidak seperti Far Cry 3 dan Far Cry 4dengan ceritanya yang cukup misterius, kamu sebaiknya jangan berharap banyak pada kisah dalam Far Cry Primal. Demi menghindari spoiler, saya hanya bisa bilang bahwa kisah yang ada dalam Far Cry Primal akan mampu kamu tebak dengan mudah layaknya setiap episode Power Ranger.

Misi yang kamu jalankan, baik itu utama atau sampingan, akan terasa begitu membosankan. Entah karena memang tema yang diangkat adalah dunia prasejarah atau waktu pengerjaan game yang hanya memakan waktu sekitar lima belas bulan sejak Ubisoft mengadakan survei. Kamu tidak akan jauh-jauh dari membunuh, kembali membunuh, sedikit menyelinap, dan membakar. Setiap misi yang kamu terima memiliki tujuan yang mirip satu sama lain, namun hanya pengemasannya saja berbeda.



Kesimpulan

Far Cry Primal adalah sebuah game dengan visualisasi yang menawan. Kemampuan Dunia Engine untuk menghasilkan grafis yang begitu nyata memang sudah tidak perlu kamu pertanyakan lagi. Tim Ubisoft Montreal mampu menerapkan suasana prasejarah dengan baik dalam iterasi terbaru Far Cry ini.

Mekanisme bermain yang “primitif” benar-benar memberikan angin segar bagi para pemain Far Cry senior dan tetap menjadikan Far Cry Primal sebuah game yang patut dicoba. Bagian terbaik dalam Far Cry Primal tentu saja menjinakkan hewan buas dan menjadikannya partner berburu, meskipun saya masih berharap Far Cry Primalmemperbolehkan saya menjinakkan mamut dan badak.



Namun, Oros yang terlalu luas dan misi yang kurang variatif, mungkin akan membuat kamu berharap segera menamatkan game ini. Semua kegembiraan yang kamu rasakan di awal permainan bisa saja pudar berganti dengan rasa bosan.

Misi sampingan sama sekali tidak terasa menantang dan itu-itu saja. Meskipun akhirnya kamu memutuskan untuk melanjutkan progres cerita dengan harapan mencari sesuatu yang baru, Far Cry Primal berpotensi membuat kamu kecewa.

Apabila definisi kamu terhadap Far Cry adalah game yang menonjolkan interaksi antara manusia dan alam, maka Far Cry Primal adalah iterasi terbaik atas bagaimana seharusnya serial ini dibuat. Namun dengan harga yang cukup mahal, saya tidak merekomendasikan game ini apabila kamu mencari sesuatu yang mampu membuatmu tenggelam dalam permainan selama puluhan jam. Kecuali, kamu memang mencari kesenangan sesaat.


PlayStation Store Link (PS4): Far Cry Primal, Rp689.000

Xbox Store Link (Xbox One): Far Cry Primal, US$59,99 (sekitar Rp798.600)

 

 

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
Pemilik Blog
AUTHOR
March 20, 2016 at 5:05 AM delete

ane baru tahu kalau ada farcry primal, taunya main farcry 4, kyknya seru juga tuh game yah

Reply
avatar